Minggu, 23 November 2008

Monbukagakusho

Acap kali aku mendengar, membaca dan mengikuti diskusi-diskusi yang membahas soal Monbusho, entah kenpa air mata ini keluar. Aku terus mengingat-ingat bahkan berkali-kali mengingatkan diriku sendiri akan sebuah dream yang telah terpatri dalam dadaku ini. Dream yang harus dikejar, diperjuangkan dan dicapai. Namun jalan yang terjal, berundak-undak bakan licin pasti menghadang, dengan kerasnya medan persaingan. Itu semua tidaklan mudah untuk digapai, namun tidak menutup kemungkinan dapat diraih. Semuanya tergantung pada diri kita, seberapa keraskah kita mempejoeangkan cita-cita dan drim kita.
Seperti halnya Beasiswa Monbukagakusho yang telah lama aku incar dengan hunting berbagai macam info hingga hunting Profesor di Jepang. Mencoba belajar bahasa Jepang Otodidks, tanya sana sini yang berkaitan dengan my dream hingga coba-coba memilik universitas di Jepang dengan masuk Websitenya. Memberanikan diri untuk mengambil test Toefl ITP, mencoba belajar untuk mengisi Fom Application yang benar, mencari dosen yang berdedikasi untuk bersedia mengisi lembar Reference Of Letter, hingga fotocopy berbagai macam berkas-berkas.
Itu semua hanya skelumit iktiar dari perjalanan panjang yang akan ditempuh. karena tanya langkah awal yang pasti untuk menunu masa depan yang lebih baik, maka kita bahkan aku sendiri tidak akan berubah. Tetap menjadi gadis desa ingusan yang hanya mengenal desa padi, sawah, cadai, panen tanam, dan tidak akan mengetahui dunia yang sebenarnya.

Sebuah langkah yang pasti dan berisiko dalam jalan hidup saya perlu diambil. Tanpa kita berani memangku sebuah risiko dari keputusan yang akan kita ambil, maka selamanya kita tidak akan berubah. Terbelenggu adanya rasa takut, kawatir dan ragu-garu dalam membuat sebuah langkah pasti.

Saya sendiri sedang berusaha untuk terus melakukan loncatan-loncatan untuk menggapai batu pijakan yang lebih baik.


Tidak ada komentar: